Manusia ditaqdirkan sebagai “makhluk paling sempurna”
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain di bumi ini, itu memang BENAR.
Tapi sebenarnya dibalik kesempurnaan itu ada banyak kekurangan yang
dimiliki oleh “manusia”.
Dalam menjalani kehidupannya, semua
manusia memiliki jalan yang berbeda-beda. Sesekali mulus ,tak jarang
juga berkelok-kelok dan seringkali juga terhambat tak jelas penyebabnya.
Dalam
menyikapi semua itu, masing-masing manusia mempunyai cara yang
berbeda-beda. Itulah UNIK-nya manusia, dibalik gelar “kesempurnaan”
ternyata terdapat banyak tipe.
Tipe pertama: lebih banyak memendam
apapun permasalahan yang dihadapinya berkenaan dengan kehidupan.
Memendamnya untuk dirinya sendiri.
Untuk tipe ini, ada 2 hal yang
mungkin terjadi: pertama, jika si tipe ini memiliki iman yang kuat,
maka tidak akan mengalami hal negative apapun berkenaan dengan
memendamnya permasalahan apapun bagi dirinya. Kedua sebaliknya jika si
tipe ini TIDAK memiliki iman yang kuat, maka bisa dipastikan akan
terjadi hal-hal negative yang mungkin bisa kita tebak : bunuh diri atau
menjadi GILA.
Tipe kedua: lebih sering bercerita pada semua orang
tentang apapun permasalahannya, baik yang remeh maupun yang berat.
Intinya si tukang curhat kelas wahid. Dia tidak perduli bahwa orang
tempat dia curhat bisa dipercaya ataupun tidak.
Untuk tipe ini, sudah dipastikan bahwa dia tipe orang yang sangat TIDAK MANDIRI.
Dia sama sekali tidak memperhitungkan resiko apa yang mungkin akan dia
terima atau dia dengar sehubungan dengan mudahnya dia curhat ke semua
orang.
Tipe ketiga: tidak mudah menceritakan permasalahannya
kepada semua orang, tetapi mudah menceritakan permasalahannya kepada
seseorang tertentu yang bahkan baru dikenalnya jika dia merasa orang
itu baik.
Nah, untuk tipe ini bisa ada 2 kemungkinan juga: bisa
jadi si tempat curhat memang bisa dipercaya, tapi bisa jadi juga
sebaliknya.
Tipe keempat: tipe orang yang justru sebagai tempat
curhat bagi orang lain dan terkadang menjadikan pengalaman-pengalaman
hidup mereka menjadi sebuah BAHAN BUKU buat dia.
Hal ini masih
bisa dimaklumi jika memang pekerjaan mereka adalah sebagai seorang
penulis dan mencari sesuap nasi dari sebuah tulisan. TAPI apakah perlu menjadikan pengalaman-pengalaman menyedihkan itu sebagai sebuah KARYA BUKU ???
Ada
2 hal sehubungan dengan itu: pertama, bisa jadi penting juga, karena
dengan begitu orang lain jadi membaca dan mengetahui bahwa ternyata di
dunia ini ada juga manusia yang mempunyai kisah hidup menyedihkan.
Kedua, masih perlukah?? Bukankah sekarang ini sudah banyak reality2
show di televisi yang menggambarkan tentang kehidupan yang tidak mudah,
penyelewengan, perselingkuhan, perceraian, prostitusi dan sebagainya. JADI,
masih perlukah menjadikan curhat seseorang menjadi sebuah buku???…
Mungkin PERLU bagi si penulis untuk mendapatkan uang darisana.
Sebaliknya,
si manusia yang curhat-pun apakah dia BANGGA karena kisahnya dijadikan
sebuah BUKU??? atau memang dia sendiri yang ingin kisahnya
dibuku-kan??? *Wallahu a’lam…
Bukankah sebuah BUKU yang baik itu
seharusnya membahas dari dua sisi, bukan hanya dari satu sisi. Jadi
jika menjadikan kisah seseorang menjadi sebuah BUKU, seharusnyalah dari
dua sisi supaya menjadi sebuah BUKU yang benar-benar balance dan bisa diambil sisi-sisi positifnya.
Hanya saja, apakah demi uang lalu tega menjual kisah-kisah kesedihan orang menjadi sebuah BUKU ???
Bukankah
masih bisa membuat buku-buku lain yang lebih bermanfaat, buku-buku
yang bisa memperluas ilmu pengetahuan ataupun wawasan generasi penerus
bangsa….
Pada INTI-nya, alangkah baiknya jika kita mencurahkan semua permasalahan yang mungkin kita hadapi kepada Sang Pemilik Alam Semesta ini saja….
Karena Dia-lah yang Maha Segalanya, yang Mengetahui bagaimana akhir segalanya…
KARENA dengan kedekatan kita kepada-Nya dan mencurahkan segalanya kepada-Nya, maka itu akan lebih membuat kita tenang dan tentram.
Bukan
menyandarkan kisah-kisah pedih/sakit/pilu kita kepada manusia lainnya
yang terkadang menjadikan pengalaman-pengalaman itu menjadi sebuah
BUKU.
Janganlah menjadi BANGGA karena kisah hidup yang pedih menjadi sebuah BUKU (*yang hanya mengungkap dari satu sisi) dan janganlah BANGGA karena telah menciptakan BUKU yang berisi sekumpulan kisah-kisah orang lain yang menderita/sakit/pilu… TETAPI,
banggalah menjadi seseorang yang bisa menghasilkan buku yang
benar-benar menambah khasanah ilmu pengetahuan dan murni hiburan yang
menarik.
DAN janganlah pernah lagi bersandar
kepada sesama manusia untuk segala permasalahan hidup kita. Serahkanlah
dan ungkapkanlah segalanya kepada Dia, Sang Pemilik dan Penguasa Alam
Semesta…
No comments:
Post a Comment