Total Pageviews

Thursday 11 July 2013

Sujud Tilawah (Sajadah)

Sujud Sajadah atau Sujud Tilawah ialah sujud yg dilakukan apabila kita membaca ayat-ayat sajadah di dalam al-Quran. Ayat-ayat tersebut seperti ini:

"Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong."
[Surah 32: as-Sajdah, Ayat 15]
Daripada Abu Hurairah katanya, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak Adam membaca ayat Sajadah, lalu ia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, “Celaka aku! Anak Adam disuruh sujud, maka dia sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak, maka untukku neraka.”   (HR Bukhari dan Muslim.)
.
Hukum Sujud Sajadah adalah sunat mu’akad, atau sunat yang amat dikuatkan.
Dari Umar r.a; Pada suatu hari Jumaat, Rasulullah SAW membaca surah al-Nahl di atas mimbar, maka ketika sampai pada ayat sajadah, Baginda lalu turun dan sujud. Dan para hadirin juga turut melakukan sujud. Pada Jumaat berikutnya, dibacanya surah berkenaan, lalu apabila sampai pada ayat sajdah Baginda SAW bersabda: “Wahai manusia, sebenarnya kita tidak diperintahkan (diwajibkan) sujud tilawah. Tetapi sesiapa bersujud, dia telah melakukan yang benar. Dan sesiapa yang tidak melakukannya, maka dia tidak mendapat dosa.” (HR Bukhari)

Ayat-ayat Sajadah

Di dalam Al-Quran terdapat 15 ayat-ayat sujud sajadah yaitu:
1. Surah 7 (Al-A’Raaf) Ayat 206
2. Surah 13 (Ar-Ra’d) Ayat 15
3. Surah 16 (Al-Nahl) Ayat 50
4. Surah 17 (Al-Isra’) Ayat 109
5. Surah 19 (Maryam) Ayat 58
6. Surah 22 (Al-Hajj) Ayat 18
7. Surah 22 (Al-Hajj) Ayat 77
8. Surah 25 (Al-Furqaan) Ayat 60
9. Surah 27 (An Naml) Ayat 26
10. Surah 32 (As-Sajdah) Ayat 15
11. Surah 38 (Shaad) Ayat 24
12. Surah 41 (Fushshilat) Ayat 38
13. Surah 53 (An-Najm) Ayat 62
14. Surah 84 (Al-Insyiqaq) Ayat 21
15. Surah 96 (Al-’Alaq) Ayat 19

Bacaan Sujud Tilawah (Sajadah).

Dalam Sujud Tilawah dianjurkan membaca:
Sa-ja-da  waj-Hi-ya  lil-la-dziy  kho-la-qo-hu  wa-shaw-wa-ra-Hu  wa-syaq-qo  sam-’a-Hu  wa-ba-sho-ro-Hu  bi-hau-li-hi  wa-quw-wa-ti-Hi  fa-ta-baa-ro-kaL  Laa-Hu  ah-san-ul  khoo-li-qiyn .
“Aku bersujud kepada Allah yang menjadikanku, memberikan pendengaranku dan penglihatanku dengan Kekuasaan-Nya dan Kudrat-Nya. Maka Maha Suci Allah, Dialah sebaik-baik pencipta kejadian.”

Dua Jenis Sujud Tilwah

1.   Dalam Solat
Pada kebiasaanya, para imam di masjid akan memberitahu para jemaah jika beliau akan membaca ayat tilawah dan akan dilakukan sujud sajadah pada rakaat sekian sekian. Maksudnya, apabila pada rakaat yg disbut, apabila imam menyebut takbir, akan terus sujud kerana telah membaca ayat sajadah. 
Selepas sujud tersebut, kita akan terus bangun semula dan sambung membaca ayat al-Quran dan teruskan dengan rukuk seperti biasa
2.   Di Luar Solat
Sujud Tilawah sunat dilakukan di luar solat iaitu setelah selesai menghabiskan bacaan ayat sajdah atau mendengarnya, jika hendak melakukan sujud tilawah hendaklah berniat sujud tilawah kemudian bertakbir iftitah seperti takbiratul ihram dalam solat.
.
Berniat dalam hati, di samping itu disunatkan juga melafazkan niatnya :
 “Daku melakukan Sujud Tilawah kerana Allah Ta‘ala”
.
  1. Ketika membaca Al-Quran dan apabila bertemu ‘tanda sujud’, maka hendaklah bertakbiratul-ihram sambil berniat ‘Sujud Tilawah’ untuk melakukan sujud tanpa mengangkat tangannya.
  2. Takbir iftitah hukumnya adalah wajib kerana ia adalah merupakan syarat sujud tilawah.
  3. Tidak perlu berdiri atau membaca Fatihah dan rukuk. Terus saja bersujud dan membaca ‘Tasbih Tilawah’.
  4. Adalah sunat memanjangkan bacaan takbir yang kedua ketika hendak sujud sehingga diletakkan dahi ke tempat sujud.
  5. Begitu juga bagi takbir yang ke tiga ketika bangkit dari sujud sehingga duduk semula. kemudian kembali duduk dan memberi salam.
  6. Perlu diingat bahawa untuk melakukan sujud tilawah di luar solat ini tidak disunatkan bangun dari duduk untuk berdiri (qiam) kemudian melaksanakan sujud, bahkan memadailah hanya dalam keadaan duduk. Sementara itu jika dia dalam keadaan berdiri maka dilakukan takbiratul ihram dalam keadaan berdirinya itu kemudian membaca takbir dan sujud. (At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Quran 118)
  7. Jika tidak bersujud, kerana tidak memenuhi syarat atau berhalangan, maka sebagai gantinya bacalah ayat:
   
Sub-haa-naL-Lah  wal-ham-du-lil-lah  wa-laa  i-laa-ha  il-laL-Laa-hu  waL-La-hu  ak-bar,  wa-laa  haw-la  wa-laa  quu-wa-ta  il-laa  biL-Laa-hil   ‘A-liy-yil  ‘A-ziym.
Maha Suci Allah dan segala pujian bagi Allah, Tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar; Tiada suatu daya dan kekuatan melainkan dengan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
.

Syarat Sujud Tilawah

      1. Suci badan, pakaian dan tempat sujud.
      2. Menutup aurat.
      3. Menghadap kiblat.
      4. Sujud setelah selesai membaca ayat Sajadah.
      5. Dalam solat berjamaah, makmum wajib mengikuti Imam bersujud Tilawah. Gugur keahlian solat berjamaah, jika tidak ikut bersujud.

Bahaya Tidur Setelah Sahur

Tidur setelah sahur memang tidak haram. Namun, dari sisi ilmu gizi dan kesehatan tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan dalam kategori dilarang karena dampak buruknya sangat banyak.
Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam tulisannya kepada Tribunnews.com mengatakan dampaknya antara lain perut akan jadi buncit karena saat tidur tubuh jadi hemat energi dan secara otomatis lemak akan mudah tertimbun di perut kita.
Juga akan terjadi refluks, karena makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi akibat kita tidur.
"Jika terjadi refluks maka asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar, dan mulut pun terasa pahit," tulis Pramono.
Normalnya isi lambung/maag akan kosong kembali sekitar dua jam setelah kita makan, tapi kalau posisi tubuh kita berada pada posisi baring, maka proses pengosongan lambung/maag akan terhambat/terlambat. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan pencernaan seperti mencret atau sembelit tergantung bahan makanan yang kita makan.
Meningkatnya resiko terkena stroke juga bisa saja terjadi kalau kita tidur setelah sahur. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.
Jika seandainya kita masih ingin tidur setelah makan sahur atur saja minimal 2 jam setelah makan sahur baru tidur.
Tak heran jika  banyak ulama berpendapat bahwa tidur setelah makan sahur sebaiknya tidak di lakukan .
Nabi Muhammad SAW telah memberika tuntunan bahwa makan sahur jangan ditinggalkan dan dianjurkan untuk diakhirkan waktunya jadi sampai menjelang subuh atau waktu imsyak sehingga secara logika maka setelah sahur maka langsung dilanjutkan ibadah Sholat Subuh dan jika setelah sholat subuh dilanjutkan dengan wirid yang cukup panjang maka matahari telah terbit dan sudah waktunya untuk bekerja.
Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda,"Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras."(HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a.).
Nah, masih nekad tidur setelah sahur?

Sumber Referensi :Tribunnews.com